Kamis, 11 Januari 2018

KRITIK ARSITEKTUR ISTANA TAMPAK SIRING

KRITIK ARSITEKTUR
Metode Deskriptif – Istana Tampak Siring


Objek Kritik : Istana Tampak Siring
Dibangun pertama kalinya pada tahun 1957, istana Tampaksiring ada di jalan Astina Pura Utara, Desa Tampaksiring, Gianyar. Didesain oleh arsitek bernama R.M Soedarsono, istana ini terletak di atas bukit, sekitar 700 meter di atas permukaan air laut. Bangunan terdiri dari dua gedung utama, Wisma Merdeka sebagai tempat presiden dan keluarganya dan Wisma Yudhistira yang menjadi tempat menginap tamu kehormatan presiden.
Metode Kritik : Kritik Deskriptif
                Kritik ini berupa gambaran yang bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu dan tampak lebih nyata (factual).



kanalwisata.com

Istana Tampaksiring berdiri di desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Lahan pembangunan istana adalah pemberian dari Raja Gianyar. Presiden Soekarno memerintahkan arsitek R.M. Soedarsono membuat rancang-bangun untuk Istana Kepresidenan di sana. R.M Soedarsono adalah arsitek pada Jawatan Pekerjaan Umum. Pembangunan istana berada di bawah pengawasan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Seksi Gianyar, Tjokorda Gde Raka. Pembangunan Istana Tampaksiring mulai dipersiapkan pada 1956. Pembangunannya dimulai pada 1957 dan selesai 1963. Gedung pesanggrahan Raja Gianyar dirobohkan dan atasnya dibangun gedung utama Wisma Merdeka pada 1957.

smartchildsite.wordpress.com

Bila lima istana lainnya dibangun dengan gaya arsitektur Eropa, maka Istana Tampaksiring sangat  kental dengan ciri ke Indonesiaan dan nuansa lokal Bali. Tidak ada pilar-pilar besar yang menampilkan kesan keagungan dan kekuasaan duniawi. Rancang-bangunnya sangat fungsional, menonjolkan kesederhanaan dan fungsinya sebagai wisma peristirahatan. Batu-batu alam dan batu bata halus khas Bali sengaja ditonjolkan untuk menciptakan corak kedaerahan. Ukiran batu paras dan tiang-tiang kayu gaya Bali terasa padu dalam konsep arsitektumya, bukan sebagai elemen tambahan yang ditempelkan. Semua bahan dari kayu jati didatangkan dari Jawa. Sementara elemen artistiknya dalam bentuk ukiran kayu dan batu dikerjakan oleh para seniman Bali.

smartchildsite.wordpress.com

                Seperti istana presiden lainnya, Presiden Soekarno juga membawa karya seni bernilai  tinggi ke dalam Istana Tampaksiring. Koleksi benda-benda seni di Istana Tampaksiring antara lain karya-karya pematung Bali yang terkenal, Cokot, serta pelukis-pelukis kenamaan seperti Le Mayeur, Rudolf Bonnet, Dullah, Sudarso, dan Agus Djaja.


Sumber:


Related Posts

KRITIK ARSITEKTUR ISTANA TAMPAK SIRING
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.